Selamat Datang di Blog Pribadi Muhammad Ferdiansyah Susilo.... Semoga Mendapat Manfaat dari Blog ini... Terima Kasih Atas Kunjungannya....

Monday, 16 March 2015

KE IKHLASAN

Oleh : Muhammad Ferdiansyah Susilo

Ikhlas artinya memurnikan tujuan bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dari hal-hal yang dapat mengotorinya. Dalam arti lain, ikhlas adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam segala bentuk ketaatan. Atau mengabaikan pandangan makhluk dengan cara selalu berkonsentrasi kepada Al Khaaliq (Tazkiyatun Nufuus wa Tarbiyatuha Kama Yuqarrirruhu ‘Ulama As Salaf, Dr Ahmad Farid)

Bagaimana caranya untuk ikhlas?

Jika kita ingin ikhlas maka berfikirlah bahwa semua yang ada pada kita itu bukan milik kita sehingga kita tidak merasa terbebani bila harus melepaskannya atau memberikanya kepada orang lain. Singkatnya, coba kita ambil contoh tukang parkir, ketika ada seseorang yang memberikan kendaraannya kepada si tukang parkir maka sikap si tukang parkir ini tidak lantas menjadi sombong karena memiliki kendaraan tersebut, sebab si tukang parkir itu tahu bahwa kendaraan yang diberikan kepadanya itu hanya sebuah titipan dan kapanpun bisa di ambil oleh pemiliknya sehingga dia tidak lantas menjadi sombong. Begitu juga pada saat kendaraan itu diambil oleh si empunya, maka ia tidak lantas bersedih atau berat hati untuk memberikan kendaraan tersebut, karena ia tahu betul bahwa kendaraan itu bukan miliknya. Mungkin ini suatu hal yang biasa yang sudah sering disampaikan oleh orang tua kita, guru-guru kita atau disampaikan oleh para ustadz atau muballigh. Tapi yang pasti jika kita bisa mengaplikasikan sikap si tukang parkir itu dalam kehidupan sehari-hari, maka Insya Allah kita akan terhindar dari kesombongan dan kita pasti akan lebih rela dan ridho untuk memberikan yang kita punya kepada orang yang membutuhkan. Sebab kita tahu bahwa semuanya yang ada pada kita ini adalah titipan dari Allah SWT.

Dengan sikap ikhlas kita dapat terhindar dari perbuatan sombong, memunculkan sikap dermawan dan dapat menghilangkan beban hidup dan memperoleh ke bahagiaan walaupun hanya dengan melihat orang lain bahagia.


Penutup.

“Amalan yang dilakukan tanpa disertai ikhlas dan tanpa mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bagaikan seorang musafir yang membawa bekal berisi pasir. Bekal tersebut hanya memberatkan, namun tidak membawa manfaat apa-apa” (Ibnul Qayyim, dalam Al Fawaid)

“Segala sesuatu yang dilakukan tidak untuk mencari keridhaan Allah, pasti akan pupus sirna” (Rabi’ bin Khutsaim, dinukil dalam Shifatush Shafwah)

No comments: